Jumat, 11 Mei 2012

Raskin

saat pertama terdengar telinga
tak terhiraukan pastinya aku
berlalu hanya, dimata kalian sang ber-uang
bahkan memegang, terbayang dipikir kalianpun enggan

namun beda bila aku bersama sang tak-berada
mereka sanjungku dengan segenap syukur pada sang pemilik Maha
nikmati aku dengan segala anugrah kehidupan
menjamah rasa di setiap telan-an

bahagianya aku bila bersama mereka
tersenyumnya mereka akanku,
setara dengan pengorbananku

yah memang itu tugasaku. . . .
tugas mulia dari Dia, sang Maha kuasa

Rabu, 09 Mei 2012

Kisah Kita Yang Terpisahkan Jarak

lagi, entah sudah banyak malam terlewati
sendiri, tanpa senyum ayumu
kembali hanya saling bertatap mata
meski ku memandangnya dari selembar fotomu

terkadang, suaramu saja yang ter-alun merdu
sedikit hilangkan duka, dan rasa rindu
bahkan tak jarang hanya tulisan-tulisanmu yang terbaca
tak mengapa, cukup itu bisa ku bahagia

sering, rasa percaya teruji dalam hubungan kita
mengaduk-adukan hati, tertambah susah menyelesaikannya
salah paham seperti makanan kita sehari-hari
padahal kita tahu itu semua hanya buat kita terpatri sepi

waktu, rezeki dan sehat, adalah doa kita
sambil menahan rindu, kita memanjatkannya
namun kita selalu yakin akan kuasaNya
segalanya indah pada waktunya

Sajak Seorang Pengagum

sedikit kecupan di pipi, dari bayangmu
sendiri dalam malam, dan terdekap bulan
bertatap awan malam, ku merenungkan
"akankah dia mencintaiku"

terkadang aku tertawa, melihat sikapku didepannya
niatku mencari perhatian, namun konyol juga ku dapatnya

entah kenapa senyumnya selalu terbayang
padahal mengharap memikirkannya pun enggan

tiba-tiba tetes grimispun datang
dia ingatkanku pada sore itu
sore gerimis yang berkelambu mendung

bersamanya kala itu saling malu
sedikit salah tingkah, dan ber-angan aku
"mungkin kah dia suka padaku"

segala logika melawan kerasnya rasa cinta
buatku ciut dalam mengungkapkan rasa
hingga pikirku pun ber-sangka
"memilikinya, atau pengagum semata"

Sungguh Indah Pertemanan


ketika itu kami sudah masuk semester lima, dalam tradisi program studi kami, bila sudah masuk semester lima, kami akan menjadi panitia sebuah event yang berkaitan dengan program studi yang kami ambil.

berawal dari ketidak-akraban, terdapat geng disana-sini, belum mengenalnya kami secara dalam satu sama lain, perbedaan antara kami yang program D3 dan program S1, background organisasi kami yang berbeda-beda pula, kami dipaksa berbaur bersatu dalam sebuah event besar tingkat provinsi,,

aku kurang tahu bagaimana cara temen-temen wanita ku membaurkan diri dari banyak perbedaan yang ada itu, oleh karena itu, aku hanya ingin bercerita tentang kami para anak laki-laki bagaimana akhirnya memahami arti pertemanan.

.....

pada waktu itu, untuk persiapan pertama, diantara kecanggungan-kecanggungan yang ada, kami berinisiatif berkumpul bersama untuk membentuk kepanitiaan acara kami. dengan sistem voting, akhirnya terkumpulah suara yang memenangkan Tian teman ku sebagai ketuanya, yang kemudian, untuk beberapa waktu kedepan, akan dibentuk panitia seluruhnya mulai dari wakil ketua, sekretaris, bendahara hingga tiap seksi-seksi...

waktu berlalu tanpa disadari, sadar akan kekurangan kami, Tian berinisiatif menyatukan kami, dan cara dia sangat unik, yaitu Futsal. dan hasilnya berhasil.
kala itu di daerah kampus kami masih tidak ada sama sekali lapangan futsal, jadi kami harus ke daerah yang agak jauh dari kampus kami untuk bermain.
basic olahraga kami tidak ada yang futsal, dua kembar teman kami, Na dan Nu mereka adalah pemain skateboard, dan sisa dari kami, hanya sebatas olahraga biasa saja. alhasil, saat bermain futsal pun penampilan kami seadanya, Anjar, Na dan Nu terkadang menggunakan clana jeans dalam bermain, dan sepatu skateboard, aku sendiri, mencari celana bola buat badan ukuran aku sungguh sangat susah, jadi alhasil celana tidur pun aku pakai bermain.
permainan futsal kami seadanya, terjatuh sudah biasa, terkadang baru 15menit bermain, lelah melanda, namun dari semua itu, tanpa disadari keakraban kami menjadi. lelah setelah futsal, kami manfaatkan untuk bercengkrama, canda tawa terjadi dengan sendirinya.

bulan berganti bulan, ternyata, intrik dan emosi datang dalam kepanitiaan, pertengkaran, atau sebatas tidak suka pun bergantian datang dan pergi, namun sungguh hebat, bagi kami,, hampir sebagian besar para panitia laki-laki, tetap bersatu, dalam keakraban.

hingga saat minggu terakhir sebelum hari H, alias H-7, kami disibukan dengan persiapan dekorasi tempat acara, sungguh dekorasi sangat luar biasa megah, dan indah, tak menyangka ide dari Anjar sungguh luar biasa, namun namanya dekorasi megah, ternyata membutuhkan tenaga yang sangat "megah" juga,haha...
namun kami bersyukur dengan kegiatan membuat dekorasi, karena disitu kami bener-bener disatukan dalam kebersamaan, bayangkan saja, tiap malam dalam seminggu full kami harus begadang di kampus, untuk menyelesaikan dekorasi tersebut. dan tanpa disadari, kami, semua panitia menjadi semakin akrab, lelah lelah bersama, seneng seneng bersama. mantap laah. hehe

akhirnya, acara yang ditunggu-tunggu pun dimulai, kerja keras kami yang hampir satu tahun pun terlaksana. kami semangat menyambut acara yang sangat bermakna buat kami itu.
job description telah dibuat, kami bekerja pada job description yang telah direncanakan, acara berjalan lancar, meski pusing dilalui bersama saat itu, maklum, namanya acara didepannya lancar panitianya pasti ribet,hehe...

hingga akhirnya, pada malam harinya acara kami selesai, acara yang ditutp dengan festival band, dan juga tarian tarian itupun berakhir indah, kami para panitia merasa senang, meskipun lelah melanda, namun banyak hal yang kami dapat dari acara ini.

balik lagi ke kami, para panitia laki-laki, keakraban kamipun berjalan hingga kini, banyak hal kami lakukan, dari melakukan pengalaman-pengalaman horor, sekedar nongkrong, pernah kami melakukan perjalanan ke rumah si kembar Na Nu juga, dan bahkan kami mengadakan acara rutin friday night, nongkrong di warung kopi.

haaah, kini sebagian dari kami telah lulus dari kuliah, kegiatan dan tanggung jawab baru datang dari masing-masing kami, intensitas berkumpulpun semakin mengurang, berkurangnya jumlah mata kuliah yang diambil, semakin mengurangi pula waktu ngobrol kami di kampus, pekerjaan yang kami lakukan, juga semakin mengurangi waktu berkumpul kami.
tapi tak mengapa, kedewasaan kami melatih kami untuk mengerti satu-sama lain, silaturahmipun bukan hanya sekedar bertatap muka, semuanya kami syukuri.

sungguh indah pertemanan. . . .